Bagaimana Menyembelih Hewan dengan Cara yang Ihsan? (Bag. 2)
Menyebelih hewan dengan ihsan merupakan suatu hal yang perlu dilakukan oleh seorang muslim. Hal tersebut karena Rasulullah memerintahkan kepada kita untuk berbuat ihsan pada setiap hal, khususnya dalam menyembelih. Kali ini akan kita lanjutkan, bagaimana menyembelih hewan dengan cara yang ihsan.
Pada artikel sebelumnya, kita sudah bahas empat syarat menyembelih hewan. Kali ini akan kita bahas bagaimana memperlakukan hewan sembelihan dengan ihsan. Di antara upaya untuk berbuat ihsan pada hewan sembelihan adalah:
Menajamkan alat sembelihan
Di antara hal yang perlu diperhatikan sebelum menyembelih hewan adalah ketajaman pisau. Tajamnya pisau ini merupakan salah satu bentuk ihsan ketika menyembelih hewan. Hal tersebut sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَةَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ
“Jika kalian menyembelih, maka berlaku ihsanlah kalian; dan hendaklah kalian menajamkan pisaunya.” (HR. Muslim)
Mengapa tajamnya pisau merupakan salah satu bentuk ihsan dalam menyembelih? Karena hal tersbut mempermudah proses penyembelihan sehingga bisa selesai dengan cepat. Syekh Ibnu Utsaimin menjelaskan hadis tersebut,
و وجوب حد السفرة لأن ذلك أسهل لذبهة
“Dan wajib untuk menajamkan pisau, dikarenakan hal tersebut akan lebih mudah untuk sembelihan.”
Dengan pisau yang tajam, tentu akan memudahkan penyembelih untuk memotong. Jika menyembelih dengan pisau yang tumpul, tentu akan sulit dan berlangsung lama. Hal tersebut tentunya akan menyiksa hewan sembelihan.
Akan tetapi, tatkala menajamkan pisau, jangan sampai dilakukan di hadapan hewan yang akan disembelih. Ini sebagaimana dalam sebuah hadis, Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda kepada seseorang yang mengasah pisau di depan hewan sembelihannya,
أفلا قبل أتريد أن تميتها
“Hal ini tidak diterima, apakah engkau ingin membunuhnya berkali-kali?” (HR. Baihaqi)
Setelah mengetahui pentingnya alat yang tajam, lalu bagaimana cara kita bisa mengetahui apakah pisau atau golok kita sudah cukup tajam untuk proses penyembelihan? Ada cara yang bisa digunakan, yaitu dengan tes memotong sehelai kertas HVS. Tanda sebuah pisau atau bilah sudah cukup tajam sehingga mudah digunakan untuk menyembelih adalah bilah tersebut bisa memotong sehelai kertas HVS dengan sempurna.
Memotong dengan tepat
Salah satu syarat penyembelihan adalah mengalirkan darah dengan memotong empat saluran yang terdapat pada leher, yaitu saluran nafas, saluran makan, dan dua pembuluh darah. Jika keempat saluran tersebut terpotong dengan sempurna, maka proses penyembelihan akan berlangsung dengan lebih cepat.
Di antara upaya agar penyembelihan bisa memotong semua saluran tersebut dengan sempurna adalah dengan memotong pada bagian yang tepat. Keempat saluran tersebut pada hewan terletak berdekatan, biasanya di area sekitar bawah jakun hewan. Bukan di dekat kepala ataupun mendekatl ke badan, di mana biasanya keempat saluran tersebut mulai terpisah kecuali untuk hewan-hewan tertentu.
Selain perlu memotong dengan sempurna, hal yang perlu juga untuk diperhatikan adalah jangan sampai memotong dengan berlebihan. Di antara perilaku tidak ihsan pada hewan adalah memotong berlebihan, apalagi hingga kepala hewan tersebut terputus. Penyembelihan seharusnya dicukupkan ketika empat saluran yang sudah disebutkan terpotong.
Memisahkan hewan yang disembelih
Di antara bentuk ihsan dalam penyembelihan hewan adalah memisahkan hewan yang disembelih dengan hewan yang lainnya (yang belum atau akan disembelih). Jelas sekali merupakan suatu kekejaman terhadap hewan ketika harus menyaksikan hewan lainnya disembelih. Ketika mengasah pisau di hadapan hewan yang akan disembelih saja merupakan hal yang tidak baik, maka apalagi dengan menyembelih hewan di hadapan hewan yang akan disembelih?
Membaringkan hewan dengan baik
Merupakan bentuk ihsan ketika menyembelih adalah tidak berlebihan ketika membaringkan hewan untuk disembelih atau mengikat hewan sembelihan dengan berlebihan ketika hendak menyembelih. Pengikatan cukup dilakukan secukupnya saja, dengan memposisikan hewan agar penyembelih bisa menyembelih dengan aman dan nyaman. Mengikat dan membaringkan hewan yang akan disembelih dengan berlebihan tentunya akan menyakiti hewan dan merupakan bentuk penyiksaan kepada hewan. Syekh Ibnu Utsaimin berkata,
وما يفعله بعض الناس الآن من كونهم إذا أضجعوا الشاة وأرادوا الذبح بركوا عليها وأمسكوا بيديها ورجليها. فهذا تعذيب لها
“Apa yang dilakukan sebagian dari orang-orang sekarang, yaitu dengan membaringkan kambing dan hendak menyembelihnya, mereka duduk di atasnya dan mengikat kedua kaki dan tangan (kaki depan) hewan tersebut. Ini merupakan bentuk penyiksaan terhadap hewan.”
Hal lain yang perlu diperhatikaan ketika membaringkan hewan untuk disembelih adalah segera untuk disembelih. Jangan sampai hewan yang sudah dibaringkan malah didiamkan dalam waktu yang lama karena satu dan lain alasan. Sebaiknya, setelah hewan dibaringkan, proses penyembelihan langsung dilakukan karena akan lebih nyaman untuk hewan sembelihan. Syekh Ibnu utsaimin berkata,
وجوب إراحة و ذلك بسرعة الذبح لأنه أريح لها
“Wajib memberikan kenyamanan pada hewan, yaitu dengan menyembelihnya dengan cepat, karena lebih membuatnya nyaman.”
Tidak memotong hewan sembelihan sebelum hewan tersebut mati
Hal lain yang perlu diperhatikan tatkala menyembelih adalah tidak tergesa-gesa memproses hewan sembelihan. Kita jangan mulai menguliti dan memotong-motong hewan sebelum hewan tersebut benar-benar mati. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk penyiksaan terhadap hewan. Selain menyiksa hewan, potongan hewan tersebut bisa saja masuk pada hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar,
ما قطع من البهيمة وهي حية ، فهو ميتة
“Segala hal yang terpotong dari hewan dalam keadaan hidup, maka itu adalah mayat (bangkai).” (HR. Ibnu Majah)
Oleh karena itu, sebaiknya, kita jangan tergesa-gesa untuk memproses hewan sembelihan sebelum yakin matinya hewan tersebut. Lalu bagaimana kita bisa mengetahui apakah hewan tersebut sudah mati atau belum? Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengecek status kematian hewan.
Hal yang pertama yang bisa dicek adalah apakah darah masih mengalir pada urat nadi yang sudah terpotong? Jika masih mengalir, maka hewan masih hidup karena jantung masih memompa darah. Lalu bisa juga melihat perut hewan, apakah masih ada gerakan pernafasan pada perut hewan tersebut.
Jika darah sudah tidak mengalir dan gerakan nafas sudah tidak ada, untuk meyakinkan status kematian hewan bisa juga dengan cara lain. Bisa dengan merangsang bagian kuku kaki hewan dengan disentuh. Jika kaki bergerak, kemungkinan hewan masih hidup. Lalu bisa juga merangsang bagian mata hewan dengan disentuh bulu matanya, apakah mata hewan masih merespon atau tidak. Jika sudah tidak ada respon, maka kemungkinan hewan sudah mati.
Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk berbuat ihsan ketika menyembelih hewan. Semoga bermanfaat.
[Selesai]
***
Penulis: Firdian Ikhwansyah
Artikel Muslim.or.id
Referensi:
- Al-Mulakhas Al-Fiqhy, karya Syekh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan.
- Syarah Al-Arba’iina An-Nawawiyah, karya Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin.
Artikel asli: https://muslim.or.id/106279-bagaimana-menyembelih-hewan-dengan-cara-yang-ihsan-bag-2.html